Seperti Serigala
Meski bukan raja seperti singa, meski namanya tidak terdengar sehebat
harimau, sejatinya serigala adalah binatang yang sangat luar biasa. Serigala
hidup dalam kelompok, hal ini memberikan mereka pelajaran tentang arti berbagi.
Serigala hidup bahkan di cuaca yang sangat ekstrim, mulai dari padang tandus,
hingga gumpalan es, ini menjadi serigala sebagai binatang yang hebat, binatang
yang kuat dan tidak takut mencoba. Serigala memiliki jiwa kepemimpinan yang
kuat, dengan pandangan yang tajam dan auman yang keras. Ini mengisyaratkan
bahwa mereka tidak lebih rendah dari harimau dan singa. Dari sini, mengartikan
bahwa serigala benar-benar menjaga harkat dan martabat mereka. Meskipun tidak
terdengar sehebat nama harimau dan singa, serigala tetap memiliki taring dan
kewibawaan.
Seperti serigala, seharusnya manusia mampu hidup bersama, karena
sejatinya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kewajiban
untuk bisa hidup bersama. Seperti serigala, manusia seharusnya memiliki jiwa kepemimpinan,
karena sesungguhnya manusia tercipta sebagai pemimpin, setidaknya untuk
memimpin dirinya sendiri. Seperti serigala, manusia harusnya menjaga dengan
sungguh-sungguh perihal harga dirinya, manusia memiliki hak untuk mengangkat
namanya, manusia memiliki hak untuk diakui. Meski tidak harus seperti mereka
yang ada di atas sana, setiap manusia sungguh menginginkan sebuah pengakuan,
pengakuan yang baik tentang keberadaannya. Karena sejatinya eksistensi adalah
salah satu kebutuhan manusia, bukan hanya tentang sebuah ambisi.
Pandangan yang tajam penuh kepercayaan diri yang selalu diperlihatkan
oleh serigala, seolah tidak takut dengan halang rintang di depan mereka.
Seperti serigala, manusia juga seharusnya mampu bersikap yang sama. Pandangan
tajam penuh kepercayaan diri saat menatap masa depan, kepercayaan diri
sejatinya adalah hal terpenting dalam melakukan segala hal. Meskipun tidak ada
yang tau bagaimana perjalanan di depan, tetapi dengan keyakinan dan kepercayaan
diri yang kuat, maka semuanya akan terasa lebih mudah, setidaknya lebih siap
untuk menghadapi segala hal. Seperti serigala yang pandai melihat peluang,
serigala tidak akan membuang-buang energi untuk melakukan pengejaran mangsa
yang sehat, serigala akan memilih mangsa yang sakit atau terluka, sehingga
lebih mudah untuk menangkapnya. Seharusnya manusia juga bisa seperti serigala,
pandai melihat peluang, peluang yang lebih potensial harusnya dipilih.
Serigala juga terbiasa hidup bersama, bekerja sama dalam sebuah kelompok
untuk mencapai tujuan yang sama. Sebagai contoh adalah saat perburuan mangsa,
mereka saling bekerja sama untuk bisa mendapatkan mangsa yang terbaik. Seperti
serigala, manusia seharusnya mampu bekerja sama dalam sebuah tim, kelebihan dan
kekurangan masing-masing akan membuat tim menjadi lebih baik. Tapi
kenyataannya, ambisi manusia lebih tinggi dibandingkan harus bekerja sama satu
sama lain. Masing-masing orang memiliki tujuan, dan terkadang melakukan banyak
hal untuk mencapainya, bahkan ada juga yang menjatuhkan rekan setimnya sendiri.
Serigala sejatinya tidak memiliki predator pemangsa yang perlu
ditakutkan. Bahkan singa dan harimau juga akan berpikir ulang saat berurusan
dengan serigala, jika perlawanan satu lawan satu, mungkin harimau atau singa
mampu melawan serigala yang memang kalah ukuran. Tetapi serigala selalu hidup
berkelompok, menjadi sangat superior dalam sebuah tim, kesetiaan satu sama lain
juga tidak perlu lagi diragukan. Ini menjadikan serigala sebagai binatang yang
tidak memiliki pemangsa. Seperti serigala, seharusnya manusia mampu menjadi
orang yang mengedepankan kerja sama, sebagai diri sendiri mungkin akan mudah
dirobohkan, tapi sebagai tim pasti akan memiliki kekuatan yang jauh lebih sempurna.
Kesetiaan antar anggota tim juga seharusnya menjadi prioritas yang tidak bisa
lagi di tawar, seperti serigala yang tidak akan membiarkan teman satu timnya
mati dengan sia-sia, mereka akan mengorbankan diri untuk menjaga teman mereka.
Ini yang menjadikan kelompok serigala sangat berwibawa dan menakutkan untuk
binatang lain.
Meskipun manusia tercipta sebagai makhluk yang sempurna, terkadang
belajar dari kehidupan binatang juga bisa menjadikan pembelajaran baru. Karena
manusia juga memiliki ambisi dan kepentingan pribadi, ini yang terkadang
membuat manusia lupa, bahwa mereka diciptakan dengan fungsi masing-masing,
setiap orang pasti akan menjadi sebuah manfaat dalam kehidupan, entah apapun
itu. Jadi manusia memiliki kewajiban untuk berbuat baik dengan orang lain,
bukan hanya untuk kepentingan pribadi dan ambisi yang tinggi. Meski memiliki
ambisi adalah sesuatu yang baik, tapi tidak lantas melupakan tanggung jawab
hidup sebagai makhluk sosial, sejatinya manusia tidak akan pernah bisa hidup
sendiri, manusia memiliki naluri untuk bersosialisasi, itu adalah keniscayaan
yang tidak bisa terbantahkan.
Serigala tidak pernah meninggalkan satu anggota kelompoknya dalam
keadaan apapun, serigala tercipta dengan kesetiaan yang luar biasa. Seperti
serigala, seharusnya manusia mampu menjadi makhluk dengan kesetiaan terhadap
timnya. Banyak hal yang membuat serigala terdengar begitu berwibawa, padahal
tidak sekondang singa dan harimau. Ini semua dari apa yang dilakukan oleh
mereka, banyak yang memiliki taring lebih tajam dari serigala, banyak yang
memiliki cakar lebih panjang dari serigala, tapi tidak banyak yang bisa hidup
seperti serigala. Keyakinan, kepemimpinan, kewibawaan, kesetiaan, kerja sama,
semuanya ada di dalam diri mereka. Hal inilah yang mengangkat nama mereka. Meskipun
bukan sang raja hutan, serigala adalah binatang hebat yang sebenarnya,
eksistensi serigala bahkan jauh lebih luas dibandingkan semua binatang lainnya.
Serigala bisa ditemukan di segala penjuru dunia, mulai dari Antartika hingga
gurun sahara, serigala membuktikan kehebatannya dengan kemampuannya beradaptasi
dengan segala hal. Serigala hanya memiliki pemangsa dari kelompok serigala
lain, tidak ada predator lainnya. Ini membuktikan betapa hebatnya serigala
dibandingkan binatang lain. Banyak hal yang bisa dipelajari dari serigala,
seperti serigala, manusia seharusnya mampu menjadi berwibawa.
No comments:
Post a Comment