Seperti Pasir, Semakin Erat Digenggam Akan Semakin Cepat Hilang
Pernahkah kamu menggenggam pasir? Pasir adalah benda yang memiliki
ukuran cukup kecil, tapi belum terlalu kecil karena masih bisa dilihat dengan
mata biasa. Pernahkah kamu mendengar filosofi tenang pasir, semakin erat
digenggam akan semakin cepat hilang? Pada kenyataannya hal ini benar adanya.
Terlebih lagi tentang cinta.
Sejatinya pasir masih bisa terlihat dengan mata, tapi tetap membutuhkan
cara yang istimewa untuk menggenggamnya. Bagaimana dengan cinta? Yang tidak
bisa terlihat dan mungkin memiliki susunan partikel yang sangat kecil.
Cinta itu seperti pasir, semakin erat digenggam kan semakin cepat
hilang. Satu kalimat ini memiliki makna yang sangat luas dan pasti kamu sudah
pernah mendengarnya. Tapi apa kamu benar-benar memahaminya?
Di dunia ini pasti setiap orang akan bahagia jika merasa terlindungi,
merasa terjaga dari mala bahaya, merasa senang jika ada yang menggenggamnya.
Akan tetapi setiap orang juga tidak menyukai semua hal yang berlebihan. Apalagi
jika kamu menggenggamnya terlalu erat hingga dia merasa terkekang di dalam
genggamanmu.
Dia justru akan berbalik memberontak dan berangsur pergi dari
genggamanmu. Manusia tercipta dengan keinginanya yang besar untuk hidup
bahagia, untuk mendapatkan penghormatan setinggi-tingginya dan keinginan untuk
dipercaya. Jika kamu sudah bisa memberikan rasa itu terhadap seseorang, maka
kamu akan membuatnya merasa nyaman.
Saat dia nyaman ada digenggamanmu, dia tidak akan memberontak dan pergi.
Sebaliknya, dia juga bukan sebuah pohon, dia bisa pergi kemana saja jika di
genggamanmu dia tidak bisa menemukan kenyamanan.
Jika kamu mengatakan itu cinta, kamu seharusnya bisa menggenggamnya
dengan cinta. Bukan dengan ambisimu yang besar untuk memiliki dan menguasainya.
Dia bukan tahananmu yang bisa kamu kurung, dia bukan robot yang bisa kamu atur
seperti keinginanmu, dia ingin terbang bebas dengan sayapnya.
Semakin kuat kamu menggenggamnya, semakin kuat keinginannya untuk
memberontak. Cinta itu istimewa, jadi perlu diperlakukan dengan istimewa juga.
Cinta bukan ambisi, jadi kamu harus menerapkan toleransi yang tinggi untuk
cinta. Membuatnya merasa terjaga dan merasa aman tidak bisa dilakukan dengan
genggaman yang terlalu kuat. Saat kamu menggenggamnya terlalu kuat, justru kamu
sedang menyakitinya.
Bagaimana dia akan merasa aman bersama orang yang menyakitinya?
Sejatinya, jika rasa nyaman saja tidak bisa kamu berikan, bagaimana kamu
bisa membuatnya merasa aman di dekatmu? Padahal kedua hal ini adalah alasan
yang paling berpengaruh untuk membuatnya tetap bertahan bersamamu.
Meskipun dia adalah pasanganmu, tidak sepenuhnya dia milikmu yang bisa
kamu atur sedemikian rupa hidupnya. Dia tetap memiliki kehidupannya sendiri,
itu yang seharunya kamu mengerti. Mengekang dan mengaturnya bukan sebuah
tindakan yang baik untuk membuatnya tetap bersamamu.
Seperti pasir, semakin erat digenggam akan semakin cepat hilang. Kamu
seharusnya bisa memberikannya kepercayaan untuk hidupnya sendiri. kamu harusnya
percaya bahwa dia tidak akan mengecewakanmu dan orang-orang di sekitarnya.
Karena sejatinya tidak ada satu manusia pun yang memiliki keinginan untuk
mengecewakan orang lain.
Meskipun terkadang ada orang yang membuatmu kecewa, itu bukan karena
niatnya mengecewakanmu, tapi karena keadaan yang memang harus membuatmu kecewa.
Jadi seharusnya kamu juga bisa memberikan kepercayaan yang besar kepada
pasanganmu. Tanpa kamu menggenggamnya terlalu erat, dia sudah berada di
tanganmu, perlakukan dia sebagaimana orang yang ingin kamu jaga dan ingin kamu
lindungi. Jangan perlakukan dia sebagai barang milikmu.
Pasir, jika kamu genggam terlalu erat, akan berangsur hilang dengan
cepat. Begitu juga cinta, apa yang kamu pikir baik, belum tentu baik untuknya.
Apa yang anggapanmu bisa membuatnya bahagia belum tentu adanya.
Bagaimanapun, dia bukan robot yang sistemnya bisa kamu sesuaikan sesuai
keinginan. Dia manusia yang sama-sama memiliki ambisi untuk menjadi yang
terbaik. Jangan sampai keberadaanmu justru menjaukannya dari mimpi-mimpinya.
Terkadang bersikap biasa saja justru akan membuat orang merasa dihargai,
apalagi jika kamu bisa mendukung setiap mimpinya. Kamu tidak membatasi apapun
yang ingin dia lakukan, saat itulah dia akan merasa benar-benar dihargai.
Sebaliknya jika kamu menganggap bahwa dia adalah milikmu sepenuhnya,
maka kamu pasti akan membuat kehidupannya hilang perlahan. Jika tujuanmu ingin
membuat dia bahagia, maka sebenarnya cara ini salah jika kamu lakukan.
Menghargainya adalah salah satu cara agar kamu juga bisa dihargai
olehnya, menggenggamnya terlalu erat adalah salah satu alasan kenapa dia begitu
memberontak. Jika kamu merasa apa yang dia lakukan tidak benar, tidak lantas
kamu memasungnya untuk tidak melakukan hal itu.
Seharusnya kamu bisa membicarakannya dengan baik. Dalam proses hukum
saja diperlukan persidangan sebelum memenjarakan orang. Kenapa tidak kamu
berikan rasa toleransi untuk cinta yang begitu istimewa?
Meskipun pembentukan karakter seseorang tidak bisa dibuat-buat,
setidaknya kamu bisa memperbaiki hal itu. Jika saat ini kamu masih
menganggapnya sebagai milikmu, coba pikirkan lagi. Sekalipun dia menerima bahwa
dia milikmu, kamu harus ingat bahwa dia masih memiliki kehidupannya.
Dia memiliki hak dan kewajibannya sebagai manusia yang hidup di dunia.
Jangan sampai kamu terlalu mengatur dan menggenggamnya terlalu berlebihan. Jika
ini terjadi maka akan membuatnya memberontak dan berpikir cara pergi dari
genggamanmu.
Dia manusia, dia tidak akan pernah ada niat untuk mengecewakan orang lain.
Itu yang seharusnya ada di dalam pikiranmu, berikan kepercayaan yang sepenuhnya
untuk dia. Dia akan membuktikan bahwa cinta dia sudah ada genggamanmu, tapi
hidup dia masih milik dia sendiri. Dia masih memiliki kehidupannya sendiri, dia
memiliki hak dan kewajiban yang akan dia lakukan.
Nice
ReplyDeleteLike and agree
ReplyDeleteAmazing
ReplyDeleteMantul Betul👍👍👍
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete