Cara Mendidik Anak
“Jika anak-anakmu berduka
ceritakan kepada mereka
peristiwa kemanusiaan yang manis
sejarah keteledanan yang agung
agar mereka tidak lagi menangis dan
meraung
dan menjadi anak-anak yang santun
di wilayah yang dikepung. ”
― Wadi Leta S.A., Laut
Karang
Anak adalah sesosok
harapan yang diberikan oleh Tuhan yang harusnya dijaga. Anak dititipkan kepada
manusia bukan untuk dibuat duka. Buatlah titipan Tuhan tersebut bahagia.
Tatkala tumbuh dengan senyuman, ia akan menjadi pribadi yang santun. Begitulah
yang tersirat dalam sajak Wedi Leta.
Sejatinya manusia adalah anak yang
dilahirkan ke muka bumi dengan tujuan dan kisahnya masing masing. Ada yang
lahir di situasi yang menguntungkan untuk tumbuh kembangnya. Adapula berada di
situasi yang membahayakan hidupnya. Contohnya saja si kaya, ia dengan mudah
mendapat asupan nutrisi sejak lahir, pendidikan yang baik dan fasilitas
lainnya. Sedangkan si miskin, makan sudah susah, sekolah tinggi apalagi. Tapi
Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu tanpa maksud dan tujuan. Ada yang lahir
di keluarga miskin tapi menjadi pribadi yang luhur. Ada yang besar di keluarga
kaya tapi tak tahu diri. Begitupula sebaliknya. Dan lalu apakah yang paling
memengaruhi pribadi anak? Apakah ketersediaan fasilitas ataukah perlakuan orang
disekitarnya? Atau semua itu tidak dapat diprediksi ?
Kasih sayang adalah kunci dari
mendidik anak manapun. Bukan fasilitas mewah bukan pula uang yang melimpah.
Tapi kasih sayang tulus dari orang disekitarnya. Terlebih pada anak diawal
periode hidupnya, mereka suka diperhatikan dan suka bertanya. Berikanlah
perhatian pada panggilan mereka dan jawablah pertanyaan mereka walau mereka
bertanya berulang ulang kali. Jangan abaikan mereka. Percayalah bahwa abai
orang tua akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak hingga dewasa nantinya.
Kasih sayang orang tua juga dapat
direalisasikan dengan memberikan pemahaman spiritual sejak dini. Tak perlu
dengan bahasa tinggi, cukup rangkaian kata sederhana sesuai usianya. Tuangkan
religiusitas dan moralitas sebagai bekal masa dewasa mereka. Memberikan
pemahaman kepada anak memang bukanlah perkara mudah tapi juga bukan tidak mungkin.
Mulailah diskusi dengan si kecil tentang kejadian dalam kehidupan sehari hari.
Misalkan tentang rasa syukur saat melihat orang kurang beruntung dijalan.
Selain itu, seringkali orang tua
merasa terlalu sibuk. Tanpa disadari orang tua merasa sombong sehingga mereka
tidak memiliki waktu untuk mendengarkan sang anak bercerita. Bahkan kadang
pendapat si kecil sering orang tua abaikan. Padahal, merasa didengar adalah
kebahagiaan tersendiri bagi seorang anak. Dengarkan sebelum sampaikan. Dengan
mendengarkan, Anda akan memahami anak Anda. Selami dunianya, jadilah temannya,
jadilah kepercayaannya.
Namun, anak hidup tak hanya
mengenal orang tuanya saja. Suatu ketika ia akan tumbuh remaja dan dewasa. Lalu
ia akan mengenal teman dan lingkungan yang lebih luas. Hal yang sering timbul
dalam pikiran orang tua adalah bagaimana menjaga anakku? Ditengah kebisingan
dan pengaruh lingkungan barunya. Sebagai orang tua, pasti akan ada rasa
kekhawatiran sendiri tentang sisi pemberontak yang biasanya dimiliki anak yang
beranjak remaja. Jika kekhawatiran itu datang, cukuplah ajak mereka berbagi
cerita. Lagi-lagi, jadilah teman mereka namun tetap berikan sekilas masukan
jangan hujatan. Ketika interaksi terjalin dengan baik maka kekhawatiran dapat
memudar. Tekankan pada anak nilai nilai yang telah ditanamkan sejak dini dengan
cara tidak menghakimi. Ingat ketika anak melihat orang tua sebagai sosok yang
ditakuti maka ia akan sering membohongi. Jika anak merasa orang tua tempat
berbagi maka ia akan membuka diri.
Mungkin ada yang mengatakan jika
menjadi orang tua adalah hal yang sulit. Tapi bukan tidak mungkin kan untuk
mendidik anak dengan baik?
Bedasarkan pembahasan diatas, berikut
adalah rangkuman beberapa hal yang perlu Anda lakukan sebagai cara mendidik
anak dengan baik:
1. Berilah kasih
sayang dan cinta sepenuhnya. Anak yang tumbuh dalam kasih sayang akan menebar
kebaikan pada lingkungannya.
2. Berilah contoh
sauri tauladan karena anak akan menjadikan orang tua mereka sebagai standar
berperilaku di awal kehidupannya.
3. Dengarkan keluh
kesah, pendapat dan cerita anak serta salami dunianya. Jangan biarkan ia merasa
sendiri.
4. Beri pemahaman
moral dan agama sejak dini. Tentunya dengan bahasa sederhana dan sesuai usia
mereka.
5. Berilah anak
kesempatan untuk mandiri namun tetap awasi terutama saat beranjak remaja.
Jangan hakimi mereka tapi ajaklah mereka diskusi.
6. Yang terakhir
dan sebenarnya paling utama dilakukan adalah mendoakan kebaikan untuk mereka.
Tentunya kekuatan doa orang tua teramat dahsyat bukan?
No comments:
Post a Comment