Monday, June 20, 2016

Arjuna ku Semangat Hidup ku

Arjuna ku Semangat Hidup ku



Kehidupan rumah tangga yang harmonis mungkin tergambar jelas di rumah tangga Dian, seorang wanita cantik berumur 28 tahun ini. 3 tahun lalu dia telah menikah dengan pria pujaan hatinya yang di rasa sudah sangat sempurna, bagaimana tidak. Suami Dian memiliki paras yang begitu tampan, dia juga sudah sukses dalam usia yang cukup muda.
Dian dan suaminya telah menjalin hubungan pacaran sejak keduanya masih duduk di bangku kuliah. Selama pacaran, mereka selalu terlihat harmonis dan tak pernah satupun mereka nampak bertengkar hebat. Terlebih lagi adanya orang ke 3 rasanya tidak pernah sedikitpun menyentuh hubungan mereka.
Sampai keduanya lulus kuliah dan bekerja, mereka masih menjalin hubungan yang begitu romantis. Hingga saat usia mereka di rasa sudah cukup untuk menjalin hubungan yang lebih lanjut, yaitu pernikahan.
Pada hari pernikahan mereka, semua nampak begitu bahagia. Ya, tak hanya Dian dan suaminya yang terlihat sangat bahagia, namun seluruh keluarga dan tamu undangan yang hadir  juga seakan merasakan kebahagiaan yang sama.
Mereka serasa pasangan putri dan pangeran yang begitu serasi, yang satu cantik dan satunya lagi tampan. Keduanya juga telah sukses menempuh pendidikan yang cukup tinggi, yaitu hingga S2.
Pada 2 bulan pertama pernikahan, Dian merasa teramat bahagia karena suaminya nampak makin sayang kepadanya. Waktu demi waktu terus berlalu, hingga sampai mereka pada ulang tahun pernikahan yang pertama. Meskipun di rayakan hanya berdua, namun ulang tahun pernikahan tersebut nampak sangat romantis karena di rayakan di sebuah restoran favorit mereka semasa pacaran dulu.
Kebahagiaan nampak terlihat jelas di wajah Dian yang mungil tersebut, namun di sisi lain dia juga merasa begitu sedih karena sampai saat ini Dian dan suaminya belum di karunia momongan.


Meskipun suaminya tak pernah mempermasalahkan hal itu, namun ia sendiri yang merasa kurang beruntung karena tidak bisa seperti teman-teman lain yang menikah baru beberapa bulan saja langsung bisa mengandung.
Memang Dian dan suaminya sudah menjalankan program hamil sejak beberapa bulan lalu, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda keberhasilan dari program hamil tersebut.
Hingga suatu hari, Dian mengalami pendarahan yang cukup banyak. Hal ini tentu sontak membuatnya kaget bukan main karena dia sedang tidak mengandung atau haid. Kebingungannya bertambah ketika dia sadar bahwa dia hanya seorang diri di rumah. Kebetulan suaminya belum pulang bekerja di kantor.
Sambil menahan rasa sakitnya, Dian berusaha menelfon suaminya agar segera pulang. Tak lama kemudian suami Dian sampai di rumah dan mendapati istri tercintanya tergeletak di lantai dengan bersimpah dara di kaki dan lantai sekitarnya.
Tanpa pikir panjang, suami Dian langsung membawa Dian ke rumah sakit terdekat. Setelah di periksa dokter, suami Dian mendapati kabar yang begitu menyakitkan hatinya, ternyata Dian positif mengidap kanker mulut rahim stadium akhir.
Hatinya serasa hancur berkeping-keping hingga air mata tak mampu ia bendung lagi. Sambil memeluk tubuh istrinya yang masih tertidur di ranjang pasien, suami Dian mengatakan “kamu adalah wanita paling ku cintai, tak ada satupun yang dapat menggantikanku sekalipun kamu sudah tak di sisiku”.
Mendengar ucapan suaminya, Dian lantas terbangun dari tidurnya dan bertanya apa yang terjadi pada dirinya. Karena tak sanggup untuk menceritakan sendiri, suami Dian pun mewakilkannya pada dokter.
Mendengar penjelasan dokter, bukannya menangis malah senyum manis yang nampak di wajah Dian yang sangat pucat saat itu. Sambil memegang tangan suaminya, Dian berkata “jangan khawatirkan aku, aku tak apa”.
Di balik hatinya yang sesungguhnya menangis menjerit-jerit, Dian tetap masih bisa berusaha membuat suaminya tersenyum dan menenangkan hatinya.
Setelah beberapa hari di rumah sakit, Dian lalu di bawa pulang ke rumah. Ini karena rumah sakit sudah tidak sanggup lagi menangani, bahkan dokter juga sudah menfonis umur dian tinggal 2 tahun lagi.
Di sisa umurnya yang pendek tersebut, Dian berniat dalam hatinya untuk tidak pernah terlihat lemah di hadapan suaminya karena dia ingin menunjukkan bahwa suaminya adalah penyemangat hidupnya yang tak boleh ia sia-siakan dan biarkan larut dalam kesedihan.
Hari-hari Dian dan suaminya selalu di isi dengan keharmonisan dan kebahagiaan. Namun di balik itu semua, pasangan ini sebenarnya memendam rasa sedih yang luar biasa. Dian merasa dengan sisa umurnya yang tak panjang lagi, dia tak kan bisa membuat suaminya bahagia dengan memberikannya momongan. Lain dengan suami Dian yang selalu merasakan takut akan kehilangan wanita paling di cintainya tersebut.
Melihat suaminya yang selalu berusaha keras untuk membahagiakannya, rasa sedih seakan hilang dan tergantikan dengan semangat hidup yang luar biasa pada diri Dian. Meskipun sudah tahu hidupnya tak lama lagi, namun tidak ada salahnya jika sisa hidupnya ini di lalui dengan segala sesuatu bermanfaat.
Hingga suatu hari terlintas dalam benak Dian untuk mencari wanita lain untuk menggantikan posisinya ketika dia sudah tiada lagi. Mengetahui rencana tersebut, sontak membuat suami Dian langsung tak menyetujuinya. Sampai-sampai dia berkata “aku tak akan menikah dengan wanita manapun setelah kamu pergi, karena cintaku juga akan pergi bersama jiwa dan ragamu selamanya”.
Mendengar pernyataan kesetiaan suaminya tersebut, hati Dian serasa teriris-iris. Saat itu juga rencana yang tadinya sudah di susun rapi tersebut langsung tergantikan dengan keinginan agar hidupnya di panjangkan barang beberapa tahun lagi. Agar dirinya bisa membuat suaminya merasakan kebahagiaan lebih lama.
Namun takdir berkata lain, tepat 2 tahun dari perkiraan dokter Dian meninggalkan suami dan orang-orang yang di sayangi serta menyayanginya. Namun ketika saat itu tiba, Dian sebenarnya sudah siap, karena dia sudah merasa puas menikmati kebahagiaan hidup yang di rasakannya bersama suami, keluarga serta sahabat-sahabatnya.

No comments:

Post a Comment